nusantarakini.co, PPU – Selain masalah pemasaran, Ketua Komisi II DPRD PPU, Thohiron, menyoroti rendahnya kapasitas produksi UMKM di daerah tersebut. Pelaku usaha mikro dinilai belum mampu memenuhi permintaan dalam jumlah besar dan berkelanjutan.
Thohiron menjelaskan bahwa kapasitas UMKM lokal masih jauh dari skala industri. Ketika ada permintaan rutin dalam jumlah besar, banyak pelaku UMKM tidak mampu memenuhinya secara konsisten.
“Misalnya gula, ada permintaan berapa ton tiap bulan. Itu kita belum sanggup, hanya sekian kilo saja sanggupnya,” ucapnya.
Ia menilai bahwa keterbatasan kapasitas ini membuat UMKM PPU hanya mampu melayani pasar lokal. Belum ada kesiapan untuk memperluas pasar atau menjalin kemitraan dengan buyer besar.
“Bisa jadi dari sisi pendukung yang belum matang dan keterbatasan produksi, jadi hanya sebatas memenuhi kebutuhan lokal saja,” jelasnya.
DPRD PPU menilai persoalan ini perlu segera diatasi dengan pendampingan intensif dari pemerintah daerah, termasuk pembinaan manajemen produksi, permodalan, serta penyediaan infrastruktur pendukung.
Dengan penguatan kapasitas produksi, UMKM PPU diharapkan dapat menembus pasar yang lebih luas dan tidak berhenti pada skala lokal saja.(ADV)








